Prosesi Adat Amblan Racana Haluoleo |
Latar Belakang
1.
Tata nilai pergaulan dan
persaudaraan bakti tersebut diterapkan dalam lingkungan yang dinamis, konsisten
memberikan "punishment" bagi yang melanggar dan "reward"
bagi yang berdisiplin, terus dikoreksi dan disesuaikan dengan aspirasi dan
semangat zaman serta dijaga bersama oleh seluruh warga ambalan/racana sehingga
kemudian tata nilai tersebut akan dapat menjelma menjadi aturan adat tradisi
ambalan/racana yang kokoh dan menjadi kebanggaan bersama.
Metode merumuskan dan
mengembangkan adat tradisi ambalan/racana
1. Adat tradisi ambalan/racana merupakan
operasionalisasi sistem kode kehormatan Gerakan pranuka.
2. Adat tradisi
ambalan/racana tidak boleh bertentangan dengan semua tata aturan dalam Gerakan
Pramuka.
3. Adat tradisi
ambalan/racana harus berpijak dan tidak boleh bertentangan dengan tata nilai
masyarakat dimana ambalan/racana itu berada dan tata nilai masyarakat Indonesia
pada umumnya.
4. Adat tradisi
ambalan/racana dirumuskan, diterapkan dan dikembangkan atas dasar aspirasi,
cipta, rasa dan karsa dari para anggota ambalan/racana itu sendiri.
5. Adat tradisi
ambalan/racana mengandung nilai-nilai pendidikan dan dapat dijadikan sebagai
salah satu alat utama pendidikan kepramukaan yang khas di amabalan/racana yang
bersangkutan.
6.
Adat tradisi
ambalan/racana tidak mengarahkan para Pramuka Penegak/Pandega untuk menjadi
kelompok yang eksklusif, tertutup dan intoleran.
7. Perumusan, revisi,
evaluasi dan pengembangan aturan adat/racana ambalan/racana menjadi salah satu
agenda pokok dalam musyawarah ambalan/racana.
Penerapan Adat dan
Tradisi Ambalan/Racana :
1.
Tata pergaulan
sehari-hari antar warga ambalan/racana
2. Tata persaudaraan bakti
terutama pada penyelenggaraan kegiatan bakti dan kegiatan ambalan/racana
3.
Upacara-upacara yang
diselenggarakan oleh ambalan/racana
4. Tata kerjasama dengan
ambalan/racana lain atau dengan organisasi kepemudaan non kepramukaan.
5. Dalam hal
"mengadili" pelanggaran aturan adat oleh anggota, ambalan/racana
dapat membentuk dewan kehormatan ambalan/racana atas persetujuan pembina
satuan.
Komponen Adata Ambalan/Racana
1.
Nama ambalan/racana yang
dipilih merupakan sumber inspirasi, keteladanan, semangat juang dan citacita
yang harus bisa menjadi acuan pergaulan dan arah pengembangan ambalan/ racana
kedepan.
2. Amsal ambalan/racana
adalah semboyan yang disusun berdasarkan kehendak, cita-cita dan semangat warga
ambalan/racana untuk berkarya, berbakti dan berprestasi. Amsal ambalan/racana
harus dapat membangun ikatan batin, kebanggaan, kesatuan pandangan dan semangat
persaudaraan bakti warga ambalanr acana didalam bina diri, bina satuan dan bina
lingkungan. Amsal ambalan/racana umumnya disusun dalam bentuk untaian kata
mutiara dengan kata-kata yang terpilih, misalnya : rela darma bakti luhur darma
bakti, rela darma berbudi bawa laksana, dll.
3. Sandi ambalan/racana
merupakan kode etik atau pedoman tingkah laku dan gambaran watak warga
ambalan/racana yang diinginkan sebagai perwujudan Kode Kehormatan Pramuka.
Didalam sandi ambalan/racana hendaknya mencerminkan cita-cita luhur, kata dan
kehendak hati, tanggungjawab moral yang ingin diraih oleh para anggota
ambalan/racana yang bersangkutan. Isi sandi ambala/racana sebaiknya
mencerminkan pula nama dari ambalan/acana yang dipilih.
4. Sandi ambalan/racana
digunakan dalam berbagai kegiatan dan berbagai jenis upacara ambalan/racana,
termasuk upacara pembukaan dan penutupan latihan rutin. Mangacu pada konsensus
nasional pada waktu PW dan MUSPPANITERA I di Gisting Lampung tahun 1971, ditetapkan
dua sikap dalam pembacaan sandi ambalan/racana : (a) Sikap untuk putra :
menundukan kepala seraya telapak tangan kanan diletakan di dada atau di atas
detak jantung. (b) Sikap untuk putri : menundukan kepala seraya tangan dilipat
bersedekap di atas perut.
5. Namun demikian sesuai
dengan sifat ada yang berbeda-beda maka setiap ambalan/racana pada dasarnya
dapat merumuskam sikap dalam pembacaan sandi ambalan/racana sesuai dengan
aspirasi dan cara terbaik yang disepakti bersama oleh warga
ambalan/racana.
Contoh Sandi Ambalan Racana Haluole (Sandi Ambalan DKD Sultra)
PEMUDA ABDI BANGSA SETIA
TEGAK TEGAR MEMBAHANA DISELURUH PENJURU BUANA
SOPAN DALAM BERTUTUR KATA
RASA KASIH SAYANG TERPANCAR DALAM HATI
TERCERMIN DISETIAP KATA DAN LANGKAH KITA
YANG MENDASARI HIDUP KITA
DENGAN IMAN DAN TAKWA
DERAP LANGLAH KITA SATU
MENATAP KE ARAH DEPAN
BERJALAN PENUH SUKA DAN CITA
TIADA RASA GENTAR WALAU ARAL MELINTANG
TIADA RASA ANGKUH DAN SOMBONG
WALAU SEMUA INSAN MENGAGUNGKAN KITA
KITA ADA BUKAN UNTUK MENCARI HARTA
KITA ADA BUKAN UNTUK SEBUAH TAHTA
KITA ADA SEBAGAI KESATRIA PRAJA
YANG TINGGI AKAN KETERAMPILAN DAN KECERDASAN
TANPA MENGHILANGKAN RASA KEMANUSIAAN
UNTUK MENGABDIKAN DIRI
TETESAN KERINGAT KITA BAGI PERTIWI
HINGGA NYAWA INI TERLEPAS DARI RAGA
ITULAH PANCARAN JIWA KITA
AMBALAN RACANA KITA
HALUOLEO
Perlambangan & Pusaka Adat Ambalan/Racana
1. Ambalan/Racana juga dapat memiliki perlambang
baik yang berupa badge ambalanb/racana maupun panji
ambalan/racana.Penggunaannya tidak boleh bertentangan dengan PP Kwarnas terkait
yang mengatur hal tersebut.
2. Ambalan/Racana juga dapat memiliki Pusaka
Ambalan/Racana yang dapat menjadi alat pemersatu dan menjadi lambang
persaudaraan bakti. Pusaka ini hanya sekedar simbol dan tidak boleh
dikeramatkan, misalnya kapak, keris, rencong, tombak, panah, dsb. Pusaka
Ambalan digunakan dalam berbagai upacara adat dan penggunaannya dipimpin oleh
Pemangku Adat Ambalan/Racana.
Sumber : Buku Rujukan
KPDK DKD DIY, tahun 1988.
disalin dari : www.ensiklopediapramuka.com
No comments:
Post a Comment